Kepala BPJPH: Bukan Sekedar Pernyataan, Halal itu Standar

By Admin


nusakini.com-Jakarta-Sudahkah kita memakan makanan yang halal dan thayyib (baik)? Pertanyaan ini diajukan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Sukoso di forum Seminar Nasional bertema “Peluang dan Tantangan Industri Halal Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0”. 

Seminar ini digelar yang oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UPN Veteran, Kamis (22/11) lalu  di Kampus UPN Veteran, Jakarta. Hadir dalam kesempatan ini ratusan mahasiswa dan civitas akademika UPN Veteran.  

Menurut Sukoso, ketika berbicara halal, maka itu bukan lagi pernyataan tapi merupakan standar. Jika seseorang aware/peduli terhadap konsep halal maka, konsep halal akan menjadi standar hidupnya.  

“Namun bila kita tidak aware terhadap standar maka sebenarnya kalian tidak aware terhadap masa depan kalian, tidak aware terhadap persaingan global, tidak aware terhadap standar,” kata Sukoso.  

Sukoso melihat insan kampus mengemban peran strategis dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya Jaminan Produk Halal (JPH). UU Nomor 33 Tahun 2014 tentang JPH mengatur, penyelenggaraan jaminan produk halal mempunyai tujuan mendasar bagi kehidupan masyarakat, yaitu untuk memberikan kenyamanan, keamanan, keselamatan, dan kepastian ketersediaan produk halal bagi masyarakat dalam mengonsumsi dan menggunakannya. Selain itu juga untuk meningkatkan nilai tambah bagi pelaku usaha untuk memproduksi dan menjual produk halal.  

Sukoso mengingatkan, halal saat ini sudah menjadi bahasa global yang sangat penting bagi manusia. Konsep halal yang bersumber dari Islam telah menjadi trend global, bahkan menjadi prioritas kebijakan dalam aktivitas ekonomi di berbagai negara. “Ketika bicara Islam dan ekonomi, kita berhadapan dengan hubungan secara horizontal antara saya dengan Anda yaitu diatur dalam UU yang bicara tentang Jaminan Produk Halal, (juga) hubungan kita secara vertikal antara kita dengan Tuhan,” tuturnya.  

Dalam konteks ini, Sukoso menggarisbawahi pentingnya menguasai bahasa dan teknologi seperti Sistem Informatika yang praktis. Selain Bahasa Inggris, ada 5 bahasa yang dibutuhkan yaitu Bahasa Arab, Jerman, Spayol, Cina, dan Perancis. Sedangkan teknologi Sistem Informasi juga merupakan kebutuhan yang tak terelakkan lagi di era ini.  

Era Revolusi Industri generasi keempat ini ditandai dengan munculnya otomatisasi dan digitalisasi dalam berbagai aktivitas manusia sehingga berdampak terancamnya ratusan juta tenaga kerja manusia pada berbagai sektor pekerjaan. "Jika kita siap dengan teknologi dan bahasa, maka justru kita dapat ciptakan berbagai peluang lapangan kerja baru khususnya yang berbasis digital," tandasnya. (p/ab)